Pesawat poenjelajah Pioneer (Foto :NASA)
Menurut laporan space. com AS, bahwa ilmuwan mendapati pesawat penjelajah Pioneer 10 dan Pioneer 11 yang masing-masing diluncurkan pada 1972-1973 silam dari kantor pusat NASA, AS, di mana ketika menjauhi Matahari, orbitnya secara nyata menyimpang dari perkiraan hukum “gravitasi universal”, terutama karena adanya satu kekuatan ganjil yang menarik kedua pesawat antariksa ini. Adapun mengenai apakah kekuatan itu berasal dari pesawat itu sendiri? Atau materi gelap ? Atau hukum “gravitasi universal” sudah tidak efektif lagi di sana ? Hingga saat ini, sejumlah ilmuwan masih menyelidiki atas fenomena ini, namun, belum dapat memberikan jawaban.
Pesawat Penjelajah Pertama yang Terbang ke Tata Surya
Pesawat penjelajah Pioneer 10 dan 11 masing-masing diluncurkan pada 1972 dan 1973 silam, menurut NASA, bahwa rencana pengamatan tata surya oleh pesawat Pioneer 10 hanya berkisar 2 tahun, namun, ia telah melapaui batas umur dan telah aktif selama 20 tahun lebih, hingga akhir Maret 1997, ilmuwan baru secara resmi mengakhiri misi riset ilmiah Pioneer 10, dan mengumumkan “kepensiunannya”.
Bidang eksplorasi angkasa oleh pesawat penjelajah Pioneer 10 telah menciptakan serangkaian pertamanya. Ia merupakan pesawat penjelajah pertama yang melintasi planetoid dan berhasil mencapai sekitar Jupiter sekaligus mendapatkan gambar berjarak dekat ; pada 1983 silam, lagi-lagi ia menjadi pesawat penjelajah buatan pertama yang berhasil terbang ke tata surya. Saat ini, pesawat Pioneer tengah terbang menuju ke rasi Taurus, namun, menurut perkiraan, bahwa sedikitnya ia harus terbang 2 juta tahun lagi baru bisa melintasi bintang tetap yang paling dekat jaraknya dengan rasi ini.
Setelah Pioneer terbang ke tata surya, ia tidak akan segera memutuskan kontak dengan manusia, ia akan terus mengirimkan informasi yang penting bagi manusia. Namun, tepat pada 22 Januari 2003 silam, untuk terakhir kalinya manusia menerima informasi dari Pioneer 10. Ketika itu, jarak Pioneer dari Bumi 12.2 miliar km jauhnya, sinyal yang dikirim dari pesawat baru tiba di Bumi selama 11 jam 20 menit.
Saat jarak pesawat semakin jauh dari Bumi, peneliti mengamati adanya perubahan dari amplitudo gelombang mikro pesawat tersebut, dan mencermati kekuatan yang menyebabkan kecepatan gerak Pioneer yang melambat ini, dan kekuatan yang tak dapat dijelaskan ini disebut “Pioneer abnormal”.
Orbit peredarannnya menyimpang
Namun, hasil maket dari gejala abnormal Pioneer berbeda dengan fenomena pengamatan benda langit pada umumnya. Hasil pelacakan terhadap orbit pesawat Pioneer 10 dan 11 oleh ilmuwan NASA mendapati, bahwa orbit peredaran pesawat-pesawat penjelajah ini jelas menyimpang dari orbit yang diperhitungkan “gravitasi universal”.
Jarak masing-masing pesawat Pioneer 10 dan 11 dengan jarak Matahari lebih kecil dibanding jarak yang diperhitungkan menurut hukum gravitasi universal, selisih jarak keduanya kurang lebih 240 ribu mil (400 ribu km). Menurut Newton, bahwa gravitasi universal mengecil seiring dengan peningkatan jarak antar suatu obyek.
Ahli astrofisika dari Laboratorium Pendorong Jet NASA yakni Shrawa Turrisev menuturkan, jika kelak secara tepat menemukan sebab yang dapat menjelaskan terjadinya gejala abnormal pada pesawat Pioneer dalam hukum fisika konvensional, maka ini akan memiliki makna yang penting dalam ilmu fisika.
Menurutnya, jika dapat menemukan sebab fisika yang menyebabkan terjadinya gejala ini bukan saja dapat membuktikan kebenaran hukum Newton, tapi juga dapat menjadi pertimbangan teknisi pesawat antariksa atas gejala abnormal pada pesawat Pioneer dalam membuat atau mendesain pesawat penjelajah di masa yang akan datang agar pesawat yang dibuat dapat terbang dengan lebih stabil.
Sehubungan dengan gejala abnormal pesawat Pioneer, peneliti hendak memastikan apakah sirkuit (listrik) pesawat Pioneer atau mesin tenaga atom keduanya memancarkan foton infrared, kemudian apakah foton-foton ini telah menghancurkan instrumen antariksa di atas antena yang seperti piring itu sehingga menimbulkan efek pantulan balik.
Menyingkap Misteri Abnormal Penerbangan Pioneer
Setelah peneliti melakukan analisia awal terhadap gejala abnormal Pioneer, mereka lalu mengarahkan targetnya pada data penginderaan jauh pengamatan ruang angkasa selama 11.5 tahun pada pesawat penjelajah Pioneer 10, kemudian setelah dipelajari kembali secara cermat yang diprakarsai perhimpunan antarplanet, Terrisev dan tim risetnya bukan saja mendapatkan data penginderaan jauh sekitar 30 tahun pesawat Pioneer 10 dan kumpulan data 20 tahun pesawat Pioneer 11, tapi berhasil mendapatkan data penginderaan jarak jauh yang utuh dari pesawat Pioneer 10 dan11.
Data-data ini tersimpan di dalam 400 kotak pita magnet, dan terawat dengan utuh di dalam Laboratorium Pendorong Jet NASA. Begitu data-data ini selesai diolah, maka misteri di balik gejala abnormal dari pesawat penjelajah Pioneer akan dapat diketahui.
Planet Lainnya di Tata Surya Berputar tidak Menurut Hukum Gravitasi Universal
Namun, ada sejumlah ilmuwan berpendapat, bahwa gejala abnormal pesawat Pioneer kemungkinan disebabkan prinsip fisika yang baru, juga ada ilmuwan yang berpendapat bahwa secara garis besar ini disebabkan hukum “gravitasi universal” yang tidak dapat dipertahankan lagi. Sejak dulu ilmuwan telah mendapati bahwa kecepatan perputaran galaksi yang berhasil diamati jauh lebih cepat dari perhitungan hukum “gravitasi universal”, dan jika hendak mempertahankan perputaran galaksi agar mereka tidak tercerai berai, maka harus mengandaikan bahwa konstanta gravitasi benda langit dalam galaksi jauh lebih kuat dari konstanta gravitasi yang kita ketahui sekarang.
Selain itu, ilmuwan juga mendapati bahwa planet lainnya di tata surya bukan berputar menurut hukum gravitasi universal. Dan ilmuwan juga telah memberikan bukti langsung atas pengamatan terhadap orbit pesawat Pioneer 10.
Posting Komentar